Now Playing : Garuda Di Dadaku

Jumat, 28 Oktober 2011

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda
Sejak SD kita tentunya sudah hafal Sumpah Pemuda atau mungkin hanya sekedar tau, tapi tidak hafal teks nya. Apalagi yang sewaktu kecil dulu aktif mengikuti kegiatan Pramuka atau kegiatan kepanduan lainnya. Sumpah Pemuda yang biasa di-ikrar-kan setiap upacara-upacara itu sekarang telah mengalami berbagai penyesuaian bahasa terutama pada ejaannya, namun isinya tetap sama…

Sumpah Pemuda


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Kamis, 27 Oktober 2011

Nasionalisme Bangsa



       Dalam hati setiap warga Negara dari suatu bangsa, haruslah tertanam rasa cinta yang besar pada tanah airnya. Wujud dari suatu bela Negara ada berbagai macam caranya. Memakai produk dalam negeri, itu contohnya. Masuk TNI, itu contoh lain. Jadi PNS, juga salah satu bela Negara. Bangga. Rasa bangga kita sebagai bangsa Indonesia harus ditumbuhkan. Globalisasi itu penting, akan tetapi bukan globalisasi yang keblinger. Harus semuanya terkontrol. Budaya bangsa itu jangan sampe ilang. Jangan malah menganggap rendah bangsa sendiri. Indonesia itu bangsa yang besar. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai dirinya sendiri.



Rabu, 26 Oktober 2011

Peradilan Rakyat

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."


Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."